Total Tayangan Halaman

Sabtu, 08 Oktober 2016

Persiapan Akreditasi Puskesmas

Persiapan Akreditasi Puskesmas Buntu Batu, Kaji Banding Ke Puskesmas Sulili Kabupaten Pinrang

Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014  bahwa setiap Puskesmas wajib untuk diakreditasi secara berkala paling sedikit tiga tahun sekali.  Akreditasi merupakan salah satu persyaratan kredensial sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bekerjasama dengan BPJS, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional Pasal 6 ayat (2).
Puskesmas Buntu Batu sebagai Salah Satu Puskesmas di Kabupaten Enrekang mendapatkan kesempatan untuk menjadi salah satu Puskesmas terakreditasi tahun 2016 - 2017sesuai dengan arahan dan roadmap yang telah ditentukan oleh pihak DInas Kesehatan Kabupaten Enrekang. Hal ini disampaikan oleh Bapak Kepala Dinas Kesehatan dr.H. Marwan Ahmad Ganoko saat pendampingan pra Kaji Banding di Puskesmas Buntu Batu.
Pendampingan Pra Kaji Banding Puskesmas Buntu Batu Ke Puskesmas Sulili Kabupaten Pinrang
Tujuan utama akreditasi Puskesmas adalah untuk pembinaan peningkatan mutu, kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen, sistem manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan dan program, serta penerapan manajemen risiko, dan bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan sertifikat akreditasi.
Sebelum pembentukan tim dan Self Assesment di Puskesmas Buntu Batu, dilaksanakan KAji Banding yang kali ini tujuannya adalah Puskesmas Sulili Kabupaten Pinrang. Puskesmas Sulili adalah salah satu Puskesmas Berprestasi tingkat Propinsi dan sudah merupakan Puskesmas BLUD yang dipimpin oleh dr. Amtsir Muhadi,M.Adm.Kes sebagai Kepala Puskesmasnya dan Maipa Darma,S.St sebagai Pelaksana Tata Usaha.
on the way Puskesmas Sulili Kabupaten Pinrang

Pada dasarnya akreditasi Puskesmas menilai tiga kelompok pelayanan di Puskesmas, yaitu kelompok administrasi manajemen, yang diuraikan dalam Bab I, II, dan III, kelompok Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), yang diuraikan dalam Bab IV, V, dan VI, dan kelompok Upaya Kesehatan Perorangan atau Pelayanan Kesehatan yang diuraikan dalam bab VII, VIII, dan IX.  Standar akreditasi tersebut disusun dalam 9 Bab, antara lain sebagai berikut:
Bab I.  Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP)
Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP)
Bab III. Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)
Bab IV. Upaya Kesehatan Masyarakat yang Berorientasi Sasaran (UKMBS)
Bab V. Kepemimpinan dan Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat (KMUKM)
Bab VI. Sasaran Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat (SKUKM)
Bab VII. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP)
Bab VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK)
Bab IX. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP)
Tim Akreditasi Puskesmas Buntu Batu yang dipimpin oleh Johamsah, Am.AK sebagai Ketua Tim Mutu dan Tim Akreditasi Puskesmas membagi tim kaji banding berdasarkan kepentingan pokja masing - masing.

H.Gusti Sakaria,S.Kep,Ns (Kapus Buntu Batu), dr. Amtsir Muhadi,M.Adm.Kes (Kapus Sulili) dan Sabir,S.Kep,Ns.,M.Adm.Kes (Kapus Masalle)
Pelaksanaan Kaji Banding Puskesmas Buntu Batu, Puskesmas Masalle dan Puskesmas Kota pada tanggal 8 Oktober 2016 di Puskesmas Sulili Kabupaten Pinrang, membawa banyak manfaat bagi Puskesmas Buntu Batu dalam upaya persiapan menghadapi akreditasi. Banyak hal yang didapatkan, banyak ilmu yang dibawa pulang dan begitu besar motivasi dan semangat akreditasi yang dipetik di Puskesmas Sulili.

Berfoto Bersama Staf Puskesmas Sulili Sebelum Pulang...Terima KAsih Banyak.....
Akhirnya....harapan agar dapat mewujudkan Puskesmas Buntu Batu sebagai Puskesmas Terakreditasi kini semakin dekat dan semakin jelas....Inshaa Allah Semangat, Komitmen dan Kerja Keras akan membuahkan Hasil yang maksimal.

Kerja Keras tidak akan membohongi Hasil......Siiiiiiiiiaaaaaaaap Grak....Rapatkan Barisan

Bismillahirrahmanirrahiim........

Jumat, 23 September 2016

Sunatan 1000 titik di Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan bekerjasama dengan kabupaten/kota akan menggelar khitanan gratis, Jum’at (23/9/16).
Kadis Kesehatan Sulsel, Rachmat Latief mengatakan acara ini akan dilaksanakan di 1000 titik, mulai dari rumah sakit, puskemas sampai pusat pelayanan kesehatan lainnya.
“Acara akan dipusatkan di RSU Sayang Rakyat pada Jam 9 pagi. 1000 titik ini tersebar pada 24 kabupaten. Satu titik akan ditangani satu operator. Serta satu alat yang digunakan untuk satu anak guna menghindari transmisi penyakit.
Kabupaten Enrekang turut berpartisipasi dalam kegiatan Khitanan Gratis ini dengan melibatkan seluruh puskesmas dan Pustu Polindes dengan penunjukan 3 titik dalam setiap Kecamatan.
Di Kecamatan Buntu Batu Khitanan Gratis ini dilaksanakan di 3 titik yag telah ditentukan yaitu Desa Buntu Mondong, Desa Pasui dan Desa Lunjen. 

Kegiatan Sunatan di Titik 1 : Puskesmas Buntu Batu
Kegiatan Sunatan di Titik 2 : Pustu Lunjen Desa Lunjen


Kegiatan Sunatan di Titik ke-3 : Gura, Pustu Buntu Mondong Desa Buntu Mondong 


Akhirnya kegiatan ini sukses dilaksanakan, demikian juga harapan di tempat yang lain...bagga berkarya untuk negeri...terima kasih tim Puskesmas Buntu Batu atas kerja sama dan kerja kerasnya, terima kasih kepada Tim Pendamping dari Propinsi Sulawesi Selatan, Terima kasih kepada Pemerintah Kecamatan Buntu Batu atas supportnya dalam setiap kegiatan bidang Kesehatan serta tak lupa terima kasih kepada seluruh Masyarakat yang telah ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan kami.
Wassalam

Senam Sehat, Kesehatan Olahraga Puskesmas Buntu Batu

PENCANANGAN KESEHATAN OLAHRAGA_KESORGA_PUSKESMAS BUNTU BATU
'Ayo Senam....Gerakan Masyarakat Sehat....Let's Move Indonesia"


Kegiatan ini berlangsung tanggal 23 September 2016 yang diawali dengan Senam Massal di Lapangan Sepakbola Pasui, dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat dan utusan dari Sekolah - sekolah di Kecamatan Buntu Batu.

Kegiatan Pencanangan ini dihadiri oleh Bapak Camat Buntu Batu dan Nyonya serta Bapak Sekcam Buntu Batu dan Nyonya.

Senam yang diperkenalkan antara lain SKJ 2012, SKJ 2014, Senam Sehat Bugar, Senam Jantung Sehat, Aerobik, Senam Pramuka serta tak lupa Senam Diabetes Mellitus.

Disela - sela Senam tak lupa kami seipkan Senam Otak sebagai penyegaran bagi Peserta. Antusias Peserta sangat luar biasa...energi positif begitu terasa....

Semangat olah raga....semangat untuk sehat dan terus sehat agar lebih produktif dan Mandiri menuju Enrekang Maju Aman dan Sejahtera (EMAS).


Foto Bersama Camat Buntu Batu Hamsir,S.Pd.,M.Pd dan Ny beserta Pak KUA, Bu Yuni dan Ibu Atie


Foto Pejuang KESORGA

Instruktur Andalan Hasrianti, AMd.Keb

Semangat Pengelola Kesorga Muh. Rizal Thalib

Antusia Peserta..semangattt...

Panggung Instruktur





Rabu, 31 Agustus 2016

Pelayanan Luar gedung di Negeri diatas angin... DUsun Angin - Angin Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang

Pelayanan Luar Gedung

Dusun Angin - Angin, Dusun KArangan dan Dusun Rantelemo Desa Latimojong

Sesampainya di Rumah Penduduk...Dingiiiin...Kopi Latimojong jadi penolong

Jalan Menuju Dusun Angin-angin

Sang Punggawa kami...Ngeri naik Ambulans...jadi naik motor sendiri lebih aman katanya

Pelayanan....Insha Allah Berkah


Yang ini Salah Satu Ekspresi klo Mobil Lagi dijalanan Rusak...Yang sabarr buu

Setelah Pelayanan berfoto dulu...tapi hati semakin tidak karuan mengingat medan yang akan ditempuh...Lingdungilah kami yaaa Allah
Perhatikan yaa...yang kayak titik putih itu ambulans lagi menjajal punggung bukit...walaupun terjal kiri kanan..bisa dibayangkan yang diatas mobil bagaimana tegangnya....

Perjuangan Tanpa Henti untuk Kab. Enrekang Sehat (Puskesmas Buntu Batu)



Catatan Kecil.....

Ketika lumpur dan air hujan adalah teman kami..

Selasa, 05 Mei 2015

Kejadian Luar Biasa ( KLB) Campak di Desa Pasui Kecamatan Buntu Batu

Kejadian Luar Biasa ( KLB) Campak di Desa Pasui Kecamatan Buntu Batu Tahun 2014

Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah salah satu status yang diterapkan di Indonesia untuk mengklasifikasikan peristiwa merebaknya suatu Wabah Penyakit.
Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004. Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.
Kriteria tentang Kejadian Luar Biasa mengacu pada Keputusan Dirjen No. 451/91, tentang Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa. Menurut aturan itu, suatu kejadian dinyatakan luar biasa jika ada unsur:
  • Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal
  • Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)
  • Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).
  • Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.

Proses Penyelidikan Kasus dugaan KLB Campak di Desa Pasui Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang

KLB Campak terjadi pada Bulan Januari 2014, dimana ditemukan lebih dari 20 penderita denngan cluster Seokal Dasar. Hampir semua murid Kelas III dan IV terkena penyakit Campak. 

Penyakit Campak
Penyakit campak merupakan salah satu penyakit yang cukup terkenal di masyarakat kita, maka tak heran banyak sekali istilah untuk penyakit campak ini, misalnya di Enrekang disebut dengan penyakit Sarampa.

Dalam bahasa kedokteran penyakit campak disebut sebagai morbili, measles, ataurubeola merupakan penyakit infeksi virus yang sangat menular, umumnya mengenai anak-anak yang ditandai dengan demam, ruam (hampir) sekujur tubuh, batuk, pilek, mata merah, dan Sakit tenggorokan.

  • Gejala Campak
Orang rentan yang terpapar virus campak, akan mengalami gejala campak setalah tujuh sampai 14 hari kemudian. Tanda dan gejala yang menjadi ciri ciri campak meliputi:
  1. Demam
  2. Batuk kering
  3. Hidung Ingusan (pilek)
  4. Sakit tenggorokan
  5. Mata merah meradang (konjungtivitis)
  6. Peka terhadap cahaya
  7. Diare
  8. Koplik’s spot (Bintik-bintik kecil berwarna putih dengan warna putih kebiruan di tengahnya, di temukan pada lapisan dalam pipi).
  9. Ruam kulit berwarna merah kecil-kecil rapat dan merata, hampir seluruh tubuh.

Untuk mempermudah mengingat tanda dan gejala campak, maka disingkat sebagai 3C, Cough (batuk), 
  • Coryza (peradangan selaput mukosa), dan 
  • Conjunctivitis (mata merah meradang) atau ada juga yang mengartikan 
  • yang terakhir dengan Koplik’s spots.
Gejala gejala campak diatas muncul secara berurutan, yang memakan waktu tiga hingga empat minggu. Berikut urutannya:
Masa Inkubasi.
Selama 7 hingga 14 hari setelah seseorang yang rentan terpapar virus campak. Tidak ada gejala apapun pada tahap ini.
Tanda dan gejala nonspesifik.
Campak biasanya dimulai dengan demam ringan sampai sedang, sering disertai dengan batuk terus-menerus, pilek, radang mata (konjungtivitis), sakit tenggorokan serta diare. Penyakit yang relatif ringan ini bisa berlangsung dua atau tiga hari.
Penyakit akut dan ruam.
Ruam terdiri dari bintik-bintik merah kecil, beberapa di antaranya sedikit menimbul. Ruam campak di mulai dari wajah, terutama di belakang telinga dan di sepanjang garis rambut. Beberapa hari kemudian, ruam menyebar ke lengan dan badan, lalu ke paha hingga kaki. Pada saat yang sama, demam meningkat tajam, seringkali hingga mencapai 40 C.
Periode menular
Siapa saja yang mengalami penyakit campak ini akan dapat menyebarkan virus ke orang lain selama sekitar 8 hari, yaitu 4 hari sebelum ruam muncul dan 4 hari setelah ruam muncul.
Ingat gejala di atas, jangan salah, karena ada yang mirip yaitu campak jerman atau rubella.
Penyebab dan Cara Penularan Campak
Penyebab Penyakit campak adalah virus campak (measles virus) yang sangat menular. Virus ini ditemukan pada lendir di hidung dan tenggorokan penderita campak. Oleh karena itu, penyakit campak ini menular lewat saluran pernafasan, yaitu ketika penderita campak batuk, bersin atau berbicara, ia akan dapat menulari orang-orang disekitarnya. Penularan juga bisa terjadi ketika tetesan bersin, batuk yang tersentuh, kemudian tangan yang menyentuhnya tadi digunakan untuk mengucek mata, hidung, ataupun menyentuh mulut.
Cara mencegah Campak
Karena penyakit campak ini sangat menular, maka jika ada yang menderita campak harus berhati-hati, berikut cara mencegahnya:
  • Isolasi. Karena campak sangat menular sekitar empat hari sebelum muncul ruan sampai empat hari setelahnya, maka penderita campak sebaiknya tidak kembali ke kegiatan di mana mereka berinteraksi dengan orang lain. Hal ini untuk melindungi teman ataupun keluarga agar tidak tertular campak terutama bagi mereka yang belum di imunisasi campak.
  • Vaksinasi. Vaksinasi atau imunisasi campak termasuk program imunisasi wajib, diberikan kepada bayi di atas enam bulan. Di indonesia imunisasi campak umumnya diberikan pada usia 9 bulan. Dengan imunisasi campak ini diharapkan dapat mencegah anak agar tidak terkena penyakit campak, atau setidaknya dapat mengurangi risiko komplikasi (campak yang berat) jika ternyata tetap terkena penyakit campak.

Selasa, 24 Maret 2015

Grafik kecenderungan penyakit menular berdasarkan laporan mingguan di Puskesmas Buntu Batu


grafik kecenderungan dengan menggunakan data 3 tahun sebagai basis data menentukan mean median dan modus
kecenderungan kasus diare menurut minggu epidemiologi dapat digunakan sebagai bahan SKD KLBSistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa sehingga kasus diare dapat dipantau berdasarkan waktu, tempat dan orang untuk mengantisispasi terjadinya KLB Diare dimasa yang akan datang.

kecenderungan kasus thypoid berdasarkan laporan mingguan EWARS